top of page

Anjing Lebih Pintar dari pada Kucing?


Diantara anjing dan kucing, manakah yang lebih pintar ?. Mungkin pertanyaan tersebut bisa dibilang perdebatan abadi antara pemilik kucing dan pemilik anjing. Tiap pemilik bersikukuh menyebutkan kelebihan masing-masing hewan peliharaan mereka.


Namun dalam sebuah studi terbaru tentang kecerdasan hewan mengungkapkan fakta tentang rivalitas keduanya. Dipublikasikan di jurnal Frontiers in Neuroanatomy, Para peneliti mengungkap bahwa anjing lebih pintar dibandingkan kucing.

Peneliti mengungkap bahwa anjing lebih pintar dari kucing. JURNAL FRONTIERS IN NEUROANATOMY

Seperti dilansir dari Sci-News, Kamis (7/12/2017),hal tersebut didapat melalui metode pengukuran terhadap jumlah neuron di otak khususnya korteks serebral. Para peneliti menghubungkan jumlah sel saraf dengan kemampuan kognitif secara keseluruhan, termasuk tingkat kecerdasan. Jika dibandingkan dengan kucing, anjing memiliki jumlah neuron korteks dua kali lebih banyak, tepatnya 530 juta neuron korteks. Sementara kucing hanya ditemukan memiliki kira-kira 250 juta. Begitupun dengan jumlah sel saraf.

Korteks serebral atau korteks otak besar adalah sel otak yang bertanggungj awab dalam proses berpikir, berencana dan bertingkah laku.


“Dalam penelitian ini, kami tertarik untuk membandingkan spesies karnivora yang berbeda untuk melihat jumlah neuron di otak mereka bila dibandingkan dengan ukuran otak,” kata Dr. Suzana Herculano-Houzel, dosen ilmu psikologi dan biologi di Universitas Vanderbilt sekaligus ketua tim peneliti.


Dia percaya bahwa jumlah neuron yang dimiliki hewan di bagian korteks serebral, menentukan kekayaan dan keadaan mental diri mereka, serta kemampuan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di lingkungan mereka berdasarkan pengalaman masa lalu.


Tidak hanya kucing dan anjing, para peneliti juga menganalisis spesies karnivora lain, yaitu musang, beruang coklat, rakun, luwak, hyena bergaris, dan singa.

Hewan-hewan tersebut memiliki ketertarikan khusus untuk diteliti. Karena sebagian besar dari mereka harus mengakali (untuk mendapatkan) mangsa demi bertahan hidup. Hal ini mengacu kepada kemungkinan tingginya jumlah sel saraf dan tingkat kecerdasan mereka.

Menurut jurnal ini, semakin besar ukuran otak tidak berarti akan lebih banyak neuron korteks. Contohnya otak anjing golden retriever yang memiliki neuron korteks lebih banyak dibanding beruang coklat yang memiliki otak tiga kali lebih besar. Beruang coklat justru memiliki jumlah neuron yang sama dengan kucing.


Jika dilihat dari ukuran otak hingga perspektif kepadatan neuronnya, rakun pantas disebut sebagai salah satu hewan tercerdas. Pasalnya rakun punya ukuran otak layaknya seekor kucing, namun kerapatan neuron yang serupa dengan seekor anjing.

Meski diatas disebut anjing memiliki neuron korteks dua kali lebih banyak, ternyata perdebatan masih belum usai. Menurut Herculano-Houzel pengukuran otak semacam ini bukanlah metrik yang objektif untuk mengukur sifat rumit seperti kecerdasan. Dan lagi, kucing adalah binatang yang sulit dipelajari. Seorang psikolog komparatif bahkan mengatakan, lebih mudah mengamati ikan daripada kucing.

“Kami tidak mempelajari perilaku mereka, jadi kami tidak dapat (dan tidak) membuat klaim tentang seberapa cerdasnya mereka,” tulis Herculano-Houzel dalam surelnya untuk Huffington Post.


Dia mencatat bahwa anjing dan kucing yang digunakan dalam penelitian ini dalam kondisi tak bernyawa. Mereka mati karena sebab alami dan tubuh mereka digunakan untuk riset. Sementara itu hewan lainnya berasal dari berbagai sumber, seperti hewan yang akan dieuthanasia atau hewan yang tertangkap di alam.

Karena neuron adalah “unit pemrosesan informasi” otak, Herculano-Houzel menjelaskan, “spesies apa pun yang memiliki neuron paling banyak di korteks serebral diasumsikan dapat berperilaku lebih kompleks dan fleksibel.”


Sumber: www.kucinglucu.net

bottom of page